Together
But Alone
via brightside.me
Together
but Alone, istilah yang sedang tren saat ini.
Tahukah kalian yang dimaksud dengan istilah tersebut. Bersama namun merasa
sendiri, yakni keadaan atau kondisi kebersamaan yang semu. Secara fisik bersama
namun secara psikis masing-masing ada di dunianya sendiri. Setiap anggota
keluarga yang berkumpul sibuk dengan kegiatannya sendiri, tanpa adanya
interaksi yang harmonis diantara sesama. Setiap orang fokus dan asyik dengan
aktivitasnya sendiri tanpa peduli dengan keberadaan anggota keluarga lain yang
ada disampingnya. Kalaupun ada sapa namun hanya sebatas senyum dan say hello sebatas saja. Ada ruang hati
yang kosong dalam kebersamaan jenis ini, setiap orang hanya peduli dengan
dirinya sendiri padahal dalam lingkungan yang sama.
Akibat negatif akan
muncul dari hubungan together but alone. Setiap
anggota keluarga akan merasa individualistis, kebersamaan dalam keluarga
menjadi hambar, fokus pada dunianya sendiri, kurang adanya hubungan sosial yang
penuh empati, kasih sayang orang tua tergantikan oleh media sosial, seorang
anak kering secara psikologis, rapuh dalam manajemen diri seorang anak,
kebutuhan tinggi terhadap pengakuan sosial di dunia maya, tidak tumbuh rasa
saling membantu dan merasakan suka duka, perbedaan yang signifikan antara
penampilan nyata dengan di dunia maya. Secara fisik dan psikis fenomena together but alone menjadikan dampak
negatif yang berpengaruh terhadap perkembangan anak dan hubungan antar anggota
keluarga.
Sebenarnya fenomena together but alone tidak hanya terjadi
dalam keluarga saja, namun juga dalam interaksi sosial antar sesama. Bersama
dalam sebuah forum maupun kegiatan, namun setiap orang hanya fokus pada dirinya
sendiri dengan media sosial. Sering kita menemui ketika berada dalam sebuah
seminar atau diskusi, pembicara dengan antusias menyampaikan gagasan dan
materinya, namun sebagian peserta malah fokus dengan gawai yang dipegangnya.
Makan bersama teman, bukannya berbicara dengan temannya sambil menikmati
makanan, namun yang sering terjadi adalah memfoto makanan kemudian diuplod dan
fokus dengan komentar yang muncul. Suasana kebersamaan yang seharusnya tumbuh
dan menguatkan justru menjadi hambar dan terasa dingin tidak menyenangkan.
Fenomena together but alone disebabkan oleh media
komunikasi yang sekarang sudah canggih, namun tidak dimanfaatkan dengan baik
oleh setiap orang. HP atau handphone sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari.
Handphone yang sering kita sebut sebagai ponsel pintar atau gawai dalam istilah
bakunya, sekarang ini kedudukannya sudah menjadi kebutuhan primer. Setiap orang
membutuhkannya dalam rangka komunikasi efektif dan proses pencarian informasi.
Gawai yang telah menjadi kebutuhan hidup, disamping memiliki manfaat namun
disisi lain ada dampak negatif yang ditimbulkannya. Ada dua sisi mata pisau
yang menyertai, gawai bisa menjadikan komunikasi antara sesama menjadi mudah
dan murah, pencarian informasi menjadi mudah dan kita dapat mengakses segala
konten yang ada dalam ponsel pintar dimanapun dan kapanpun kita butuhkan. Namun
jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi bumerang bagi hubungan sosial
yang harmonis.
Walaupun banyak manfaat
yang ditimbulkan oleh gawai dalam kehidupan, dampak negatif pun tidak bisa
dihindari. Gawai dapat menjadikan sesorang hanya fokus didunia maya. Interaksi
sosial antar manusia menjadi terhambat karena setiap orang hanya eksis dengan
gawainya. Adanya konten-konten negatif yang terkadang menyertai dalam akses
dalam gawai. Terjadinya bullying dalam dunia maya melalui update status dan
komentar yang diunggah. Setiap orang menjadi individualis dalam komunitas
sosial medianya sendiri, kebutuhan pengakuan sosial, saling bersaing di dunia
maya, terjadinya tindak kekerasan dan kejahatan serta fenomena lain yang
menyertainya. Penggunaan gawai membutuhkan pengendalian diri dan manajemen
waktu yang baik. Pengendalian diri dalam menggunkan dan memanfaatkannya sesuai
dengan kebutuhan.
Upaya untuk menghindari
fenomena together but alone dalam
keluarga dan hubungan sosial dengan teman adalah dengan mengendalikan diri
dalam penggunaan gawai. Pemanfaatan media komunikasi dalam media sosial bukan
sebagai ajang untuk pamer, debat kusir, menunjukkan kalao dirinya benar, show up, menyebarkan berita hoax,
mencari status pengakuan dan sarana menyebarkan kebencian, namun gunakanlah
gawai sebagai media komunikasi dan menyampaikan informasi yang benar serta
menjalin silaturahmi. Kendalikan diri untuk upload
atau komentar yang tidak penting, menganilisis sumber berita yang diterima
dan tidak mudah terbawa emosi. Dalam hubungan antar anggota keluarga dan teman,
letakkan gawai kita untuk menjalin hubungan interaksi yang nyaman dan santai.
Saling menanyakan kabar, tersenyum dan bercerita dalam suasana yang
menyenangkan. Berikan kasih sayang yang penuh orang tua kepada anak walupun
ditengah kesibukan yang padat, sempatkan diri untuk membersamai anak-anak.
Kasih sayang orang tua merupakan kebutuhan utama setiap anak, materi tidak
dapat menggantikan kasih sayang yang diberikan. Penuhi jiwa anak dengan pujian
dan dukungan secara psikis agar tidak mencari pengakuan di dunia maya. Kebersamaan
adalah aspek penting dalam hubungan antar keluarga dan teman. Hindari together but alone untuk interaksi
sosial yang memberdayakan.
0 komentar:
Posting Komentar